Sabtu, 12 Oktober 2013
PENGERTIAN LAMBANG DAERAH
SEPUCUK JAMBI SEMBILAN LURAH
Pada logo Provinsi Jambi yang ditetapkan
dengan Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 1969 tertera kalimat Sepucuk Jambi
Sembilan Lurah.
PENGERTIAN LAMBANG DAERAH
- Bidang
dasar persegi lima :
Melambangkan jiwa dan semangat PANCASILA Rakyat Jambi. - Enam
lobang mesjid dan satu keris serta fondasi mesjid dua susun batu diatas
lima dan dibawah tujuh : Melambangkan berdirinya daerah Jambi sebagai
daerah otonom yang berhak mengatur rumahtangganya sendiri pada tanggal 6
Januari 1957.
- Sebuah
mesjid :
Melambangkan keyakinan dan ketaatan Rakyat Jambi dalam beragama. - Keris
Siginjai :
Keris Pusaka yang melambangkan kepahlawanan Rakyat Jambi menentang penjajahan dan kezaliman menggambarkan bulan berdirinya Provinsi Jambi pada bulan Januari. - Cerana
yang pakai kain penutup persegi sembilan :
Melambangkan Keiklasan yang bersumber pada keagungan Tuhan menjiwai Hati Nurani. - GONG
:
Melambangkan jiwa demokrasi yang tersimpul dalam pepatah adat "BULAT AIR DEK PEMBULUH, BULAT KATO DEK MUFAKAT". - EMPAT
GARIS :
Melambangkan sejarah rakyat Jambi dari kerajaan Melayu Jambi hingga menjadi Provinsi Jambi. - Tulisan
yang berbunyi: "SEPUCUK JAMBI SEMBILAN LURAH" didalam satu pita
yang bergulung tiga dan kedua belah ujungnya bersegi dua melambangkan
kebesaran kesatuan wilayah geografis 9 DAS dan lingkup wilayah adat dari
Jambi : "SIALANG BELANTAK
- BESI
SAMPAI DURIAN BATAKUK RAJO DAN DIOMBAK NAN BADABUR, TANJUNG
JABUNG".
1. Lambang Kota Jambi
Ketentuan mengenai Lambang dan Moto Kota
Jambi diatur melalui Perda No. 15 tahun 2002, tentang Lambang Daerah Kota
Jambi, yang ditetapkan di Jambi pada tanggal 21 Mei 2002, dan ditandatangani
oleh Walikota Jambi, Drs. H. Arifien Manap, MM., dan Ketua DPRD Kota Jambi, H.
Zulkifli Somad, SH., MM.
Lambang Kota Jambi ini secara filosofis melambangkan identitas sejarah dan kebesaran Kerajaan Melayu Jambi dahulu, dimana didalam lambang tersimpul pula secara simbolik kondisi geografis daerah, dan sosiokultural masyarakatnya. Makna yang tersirat dari benda-benda yang tertera didalamnya terrinci sebagai berikut :
BENTUK DAN UKURAN
Lambang Kota Jambi berbentuk Perisai dengan bagian yang meruncing dibawah, dikelilingi 3 (tiga) garis dengan warna bagian luar putih, tengah berwarna hijau dan bagian luar berwarna putih.
Garis hijau yang mengelilingi lambang pada bagian atas lebih lebar dan didalamnya tercantum tulisan "KOTA JAMBI" yang melambangkan nama daerah dan diapit oleh 2 buah bintang bersudut 5 berwarna putih, yang melambangkan kondisi kehidupan sosial masyarakat Jambi yang terdiri dari berbagai suku dan agama memiliki keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Warna dasar lambang berwarna biru langit.
ISI DAN ARTI LAMBANG
:: Senapan/Lelo, Gong & Angsa ::
Lambang Kota Jambi ini secara filosofis melambangkan identitas sejarah dan kebesaran Kerajaan Melayu Jambi dahulu, dimana didalam lambang tersimpul pula secara simbolik kondisi geografis daerah, dan sosiokultural masyarakatnya. Makna yang tersirat dari benda-benda yang tertera didalamnya terrinci sebagai berikut :
BENTUK DAN UKURAN
Lambang Kota Jambi berbentuk Perisai dengan bagian yang meruncing dibawah, dikelilingi 3 (tiga) garis dengan warna bagian luar putih, tengah berwarna hijau dan bagian luar berwarna putih.
Garis hijau yang mengelilingi lambang pada bagian atas lebih lebar dan didalamnya tercantum tulisan "KOTA JAMBI" yang melambangkan nama daerah dan diapit oleh 2 buah bintang bersudut 5 berwarna putih, yang melambangkan kondisi kehidupan sosial masyarakat Jambi yang terdiri dari berbagai suku dan agama memiliki keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Warna dasar lambang berwarna biru langit.
ISI DAN ARTI LAMBANG
:: Senapan/Lelo, Gong & Angsa ::
Setelah orang Kayo Hitam menikah
dengan putri Temenggung Merah Mato yang bernama Putri Mayang Mangurai, maka
oleh Temenggung Merah Mato anak dan menantunya itu diberilah sepasang Angsa
serta Perahu Kajang Lako kemudian disuruh menghiliri aliran Sungai Batanghari untuk
mencari tempat guna mendirikan kerajaan yang baru.
Kepada anak dan menantunya tersebut
dipesankan bahwa tempat yang akan dipilih ialah dimana sepasang Angsa naik
ketebing dan mupur di tempat tersebut selama dua hari dua malam.
Setelah beberapa hari menghiliri Sungai
Batanghari kedua Angsa naik kedarat di sebelah hilir (Kampung Jam), kampung
Tenadang namanya pada waktu itu. Dan sesuai dengan amanah mertuanya maka Orang
Kayo Hitam dan istrinya Putri Mayang Mangurai beserta pengikutnya mulailah
membangun kerajaan baru yang kemudian disebut "Tanah Pilih",
dijadikan sebagai pusat pemerintahan kerajaannya (Kota Jambi) sekarang ini.
Sewaktu Orang Kayo Hitam menebas untuk
menerangi tempat tersebut ditemukannya sebuah Gong dan Senapan/Lelo yang diberi
nama "SITIMANG" dan "SIDJIMAT", yang kemudian kedua benda
tersebut menjadi barang Pusaka Kerajaan Jambi yang disimpan di Museum Negeri
Jambi.
:: Keris ::
:: Keris ::
Keris tersebut bernama "KERIS
SIGINJAI" dan merupakan lambang kebesaran serta kepahlawanan Raja dan
Sultan Jambi dahulu, karena barang siapa yang memiliki keris tersebut dialah
yang diakui sebagai penguasa atau berkuasa untuk memerintah Kerajaan Jambi.
:: Garis Biru 9 Buah ::
:: Garis Biru 9 Buah ::
Garis-garis ini melambangkan
luasnya wilayah Kerajaan Jambi dahulu yang meliputi 9 buah lurah dialiri oleh
anak-anak sungai (batang), masing-masing bernama :
1. Batang Asai
2. Batang Merangin
3. Batang Masurai
4. Batang Tabir
5. Batang Senamat
6. Batang Jujuhan
7. Batang Bungo
8. Batang Tebo
9. Batang Tembesi
Batang-batang ini merupakan Anak Sungai
Batanghari yang keseluruhannya itu merupakan wilayah Kerajaan Jambi.
:: Garis Hijau 6 Buah ::
:: Garis Hijau 6 Buah ::
Garis ini melambangkan bahwa
wilayah Kota Jambi dahulunya secara administratif terdiri dari 6 kecamatan,
yaitu :
1. Kecamatan Pasar Jambi
2. Kecamatan Jambi Timur
3. Kecamatan Jambi Selatan
4. Kecamatan Telanaipura
5. Kecamatan Danau Teluk
6. Kecamatan Pelayangan
Kecamatan-kecamatan ini dibentuk dengan
SK Gubernur Jambi Tanggal 5 Juni 1965 NO. 9/A-I/1965.
Pada tahun 2002 wilayah Kota Jambi dimekarkan menjadi 8 kecamatan yang terdiri dari 62 kelurahan berdasarkan Perda No. 35 tahun 2002. Dua kecamatan baru tersebut adalah Kecamatan Kota Baru dan Kecamatan Jelutung.
:: Pohon Pinang ::
Pada tahun 2002 wilayah Kota Jambi dimekarkan menjadi 8 kecamatan yang terdiri dari 62 kelurahan berdasarkan Perda No. 35 tahun 2002. Dua kecamatan baru tersebut adalah Kecamatan Kota Baru dan Kecamatan Jelutung.
:: Pohon Pinang ::
Pohon Pinang melambangkan asalnya
isitlah atau perkataan "DJAMBE" dahulu yang kemudiam dipakai sebagai
nama untuk menyebut daerah ini (Keresidenan Jambi, Propinsi Jambi dan Kota
Jambi)
Istilah "JAMBI" ini berasal
dari perkataan "DJAMBE" (bahasa Jawa). Dan "DJAMBE" ini
nama sejenis Pohon Pinang. Istilah "DJAMBE" lama kelamaan berubah
menjadi "DJAMBI". Dan terakhir karena ejaan yang disempurnakan maka
istilah "DJAMBE" berubah pula menjadi JAMBI.
MOTTO "TANAH PILIH PESAKO BETUAH"
Kota Jambi mempunyai motto "TANAH PILIH PESAKO BETUAH" yang tertera pada sehelai Pita Emas dibawah Lambang Kota Jambi, yang mengandung pengertian secara harfiah :
a. Tanah : permukaan bumi paling atas atau kondisi area suatu tempat.
b. Pilih : pilihan yang dipilih dari yang lain dengan teliti
c. Pesako : warisan
c. Betuah : memiliki kelebihan luar biasa (sakti) yang tidak dimiliki oleh yang lain
TANAH PILIH PESAKO BETUAH pada hakekatnya mengandung pengertian sebagai berikut :
a. Melambangkan suatu pernyataan bahwa Kota Jambi adalah berasal dari tanah yang dipilih oleh Raja Jambi untuk dijadikan Pusat Pemerintahan Kerajaan Melayu Jambi yang diwariskan kepada kita yang mempunyai nilai-nilai sejarah yang sangat berharga untuk kita jaga dan pelihara untuk kemudian kita wariskan kepada anak cucu kita kelak.
b. Menggambarkan kehidupan masyarakat Kota Jambi yang rukun, damai, aman, makmur dan sejahtera lahir-batin karena mengutamakan kegotongroyongan.
TANAH PILIH PESAKO BETUAH secara filosofis mengandung pengertian sebagai berikut :
"Bahwa Kota Jambi sebagai Pusat Pemerintahan Kota sekaligus sebagai Pusat Sosial Ekonomi serta Kebudayaan juga mencerminkan jiwa masyarakatnya sebagai duta kesatuan baik individu, keluarga dan kelompok maupun secara institusional yang lebih luas, berpegang teguh dan terikat pada nilai-nilai adat istiadat dan hukum adat serta peraturan perundang-undangan yang berlaku."
MOTTO "TANAH PILIH PESAKO BETUAH"
Kota Jambi mempunyai motto "TANAH PILIH PESAKO BETUAH" yang tertera pada sehelai Pita Emas dibawah Lambang Kota Jambi, yang mengandung pengertian secara harfiah :
a. Tanah : permukaan bumi paling atas atau kondisi area suatu tempat.
b. Pilih : pilihan yang dipilih dari yang lain dengan teliti
c. Pesako : warisan
c. Betuah : memiliki kelebihan luar biasa (sakti) yang tidak dimiliki oleh yang lain
TANAH PILIH PESAKO BETUAH pada hakekatnya mengandung pengertian sebagai berikut :
a. Melambangkan suatu pernyataan bahwa Kota Jambi adalah berasal dari tanah yang dipilih oleh Raja Jambi untuk dijadikan Pusat Pemerintahan Kerajaan Melayu Jambi yang diwariskan kepada kita yang mempunyai nilai-nilai sejarah yang sangat berharga untuk kita jaga dan pelihara untuk kemudian kita wariskan kepada anak cucu kita kelak.
b. Menggambarkan kehidupan masyarakat Kota Jambi yang rukun, damai, aman, makmur dan sejahtera lahir-batin karena mengutamakan kegotongroyongan.
TANAH PILIH PESAKO BETUAH secara filosofis mengandung pengertian sebagai berikut :
"Bahwa Kota Jambi sebagai Pusat Pemerintahan Kota sekaligus sebagai Pusat Sosial Ekonomi serta Kebudayaan juga mencerminkan jiwa masyarakatnya sebagai duta kesatuan baik individu, keluarga dan kelompok maupun secara institusional yang lebih luas, berpegang teguh dan terikat pada nilai-nilai adat istiadat dan hukum adat serta peraturan perundang-undangan yang berlaku."
2. Lambang Kabupaten Muaro Jambi
MOTTO
"SAILUN SALIMBAI"
MAKNA
Semangat Kebersamaan/gotong-royong dalam
segala aspek kehidupan masyarakat
Melambangkan perlindungan dan pertahanan
dalam persatuan adat bersendi sarak
- KUBAH
MESJID
Melambangkan agama yang dianut sebagian
besar penduduk Kabupaten Muaro Jambi yaitu Agama Islam.
Melambangkan bahwa tidak ada tempat bagi
orang yang tidak beragama di Kabupaten Muaro Jambi.
- ENAM
GERBANG PINTU MESJID
Melambangkan 6 (enam) kecamatan awal
terbentuknya Kabupaten Muaro Jambi
- TIGA
PULUH BUAH VENTILASI
Melambangkan jumlah awal keanggotaan
DPRD Kabupaten Muaro Jambi
- SUNGAI
TERPUTUS
Melambangkan bahwa sebagian Kabupaten
Muaro Jambi dilalui Sungai Batang Hari dan terputus karena melalui Kota Jambi.
Melambangkan salah satu potensi
kehidupan dan sarana perhubungan masa lalu dan sekarang.
- SELARAS
DINDING CANDI 12 TINGKAT
Melambangkan Hari jadi Kabupaten Muaro
Jambi yaitu pada tanggal 12
- TANGGA
SEPULUH TINGKAT
Melambangkan Bulan Hari jadi Kabupaten
Muaro Jambi yaitu pada bulan Oktober
- PONDASI
CANDI, 9 PETAK KANAN, 9 PETAK KIRI
Melambangkan Tahun jadi kepahlawanan dan
semangat perjuangan untuk menuju cita-cita
- SEKIN
Melambangkan jiwa kepahlawanan dan
semagat perjuangan untuk menuju cita-cita
- KARET
DAN KELAPA SAWIT
Melambangkan Potensi perkebunan masa
lalu. sekarang dan akan datang di Kabupaten Muaro Jambi
- MENARA
PERTAMBANGAN MINYAK
Melambangkan potensi/aset minyak di
Kabupaten Muaro Jambi
- BUKU
Melambangkan Pendidikan, dimana buku merupakan sumber dari Ilmu Pengetahuan.
3. Lambang Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabar)
ARTI LAMBANG DAERAH
KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT |
|
4. Lambang Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim)
1. Pada Lambang Daerah Bagian Atas bertulis “Tanjung Jabung Timur“,
berwarna hitam dengan dasar putih.
2. Garis Tepi yang melingkari Lambang Daerah berwarna hitam.
3. Bidang Dasar Lambang berbentuk Persegi Lima melambangkan jiwa
dan semangat Pancasila dari masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
4. Padi dan Kapas
- Melambangkan
cita-cita masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam menciptakan dan
mencapai kemakmuran sandang dan pangan.
- Padi
berjumlah 21 melambangkan tanggal, kapas berjumlah 10 melambangkan bulan
dengan arti bahwa Kabupaten Tanjung Timur secara resmi berdiri pada
tanggal, 21 Oktober 1999.
5. Api dan Obor : melambangkan Potensi Kabupaten Tanjung
Jabung Timur kaya akan minyak dan gas bumi.
6. Gapura : Pintu Gerbang, karena Kabupaten Tanjung Jabung
Timur merupakan pintu masuk ke Provinsi Jambi melalui jalur air/sungai.
- Pada
Gapura terdapat Kubah Masjid melambangkan mayoritas masyarakat Kabupaten
Tanjung Jabung Timur beragama Islam.
- Pada Bagian
Gapura terdapat Enam Pintu melambangkan enam Kecamatan di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur dan selalu membuka kerjasama dengan wilayah lain
dalam upaya menciptakan perdamaian dan kemakmuran rakyatnya.
7. Tiga Susun Tangga : Melambangkan sejak berdirinya Kabupaten
Tanjung Jabung Timur terdapat 3 (tiga) Kelurahan.
8. Enam Buah Kotak Persegitiga : Merupakan salah satu senjata
masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdapat 6 (enam) Kecamatan.
9. Senjata Kampilan : merupakan salah satu senjata masyarakat
Kabupaten Tanjung Jabung Timur melambangkan sifat-sifat patriotik, keperwiraan
dan kepahlawanan dari masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam
menegakkan kebenaran.
10. Gong : melambangkan adat istiadat Kabupaten Tanjung Jabung
Timur yaitu berupa penyampaian pesan untuk bermusyawarah dari pemerintah kepada
masyarakat.
11. Pelabuhan Samudera :
- Pelabuhan
Samudera merupakan pelabuhan Internasional pusat pelabuhan di Provinsi
Jambi.
- Pada Sisi
Pelabuhan Samudera terdapat kotak-kotak yang berbentuk jajaran genjang
terdiri dari 9 kota berwarna hitam dan 9 kotak berwarna kuning
melambangkan Tahun 1999 berdirinya Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
12. Perahu Lancang Kuning : merupakan budaya masyarakat
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, perahu lancang kuning sebagai alat transportasi
dan alat mencari ikan di laut (nelayan) dan mengangkut hasil bumi yang masih
bertahan sampai sekarang.
13. Pita yang bertuliskan : “ Sepujuk Nipah Serumpun Nibung “
merupakan semboyan ke gotong-royongan, persatuan dan kesatuan serta musyawarah
dan mufakat masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur bekerjasama dengan
pemerintah, Lembaga adat dan Legislatif.
- SEPUCUK
NIPAH : melambangkan antara Pemerintah, Lembaga adat dan Legislatif yang
senantiasa mengayumi masyarakat.
- SERUMPUN
NIBUNG : melambangkan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdiri dari
berbagai etnis (suku) namun mereka tetap bersatu dalam membangun Kabupaten
Tanjung Jabung Timur.
- NIPAH :
sejenis tumbuh-tumbuhan yang banyak terdapat dipinggiran sungai di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur sebagian besar dipergunakan untuk atap rumah.
- NIBUNG :
sejenis tumbuh-tumbuhan yang banyak terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur, dapat dipergunakan untuk tongkat atau tiang, lantai dan dinding
rumah.
5. Lambang Kabupaten Batang Hari
2. Didalamnya terdapat warna,
sebagai berikut :
· Warna Hijau,
melambangkan kesuburan.
· Warna Kuning,
melambangkan kekayaan alam dan keagungan serta kebesaran rakyat
Batanghari.
· Warna Biru,
menunjukkan sungai Batanghari yang mengalir membelah Kabupaten Batanghari.
3. Dalam perisai terdapat gambar :
· Sungai bercabang
dua menunjukkan geografi Batanghari, satu cabang ke kiri adalah
sungai Batang Tembesi dan
cabang ke kanan sungai Batanghari.
· Keris Siginjai,
melambangkan kejayaan kerajaan dan perjuangan rakyat Jambi termasuk
rakyat Kab. Batanghari.
· Menara Minyak,
melambangkan banyaknya terdapat tambang minyak sebagai komoditi
utama.
· Pohon Karet,
melambangkan akan kesuburan dan kekayaan alam.
· Puncak
Mesjid, melambangkan masyarakat Batanghari yang agamis terutama agama
islam.
Didalam lambang terdapat tulisan Kab. Batanghari sebagai nama kabupaten dan “Serentak Bak Regam, yang artinya menunjukkan watak dan adat rakyat
kab. Batanghari yang seiya sekata (musyawarah dan mufakat).
6. Lambang Kabupaten tebo
2. Kubah Mesjid
melambangkan bahwa mayoritas Penduduk Kabupaten Tebo beragama Islam
3. Pintu atau
kotak-kotak pada kubah mesjid yang terdiri dari enam buah melambangkan
bahwa
pada saat
pembentukan Kabupaten Tebo terdiri dari enam kecamatan
4. Padi nan duo belas
kapas nan sepuluh melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran serta
tanggal
bulan berdirinya Kabupaten Tebo
5. Rantai sembilan di
sebelah kanan dan sembilan di sebelah kiri melambangkan persatuan dan
kesatuan
serta tahun berdirinya Kabupaten Tebo
6. Kajang Lako
melambangkan kebesaran dan merupakan alat transportasi pada masa
Kesultanan Jambi
7. Gong melambangkan
salah satu alat komunikasi dan alat kesenian masyarakat Kabupaten Tebo
8. Tali berpintal tigo
yang mengikat gong melambangkan kesenian adat, syara' dan Pemrintah
9. Keris berlengkuk
tujuh yang tidak memakai ulu melambangkan kepatuhan terhadap hukum
serta
semangat menolak yang bathil dan khufur, tujuh bilangan ganjil berarti tidak
memihak
10. Galah dan Dayung, Galah
adalah menunjukkan tekat untuk maju dan penolakan
terhadap
budaya
asing yang negatif, Dayung adalah tanda kekompakan, kebersamaan dan bahu
membahu
untuk mencapai tujuan bersama
11. Sungai melambangkan bahwa
Kabupaten Tebo didominasi oleh daerah aliran sungai dan juga
merupakan
sarana transportasi masyarakat
12. Pita yang bertuliskan
"SERENTAK GALAH SERENGKUH DAYUNG" melambangkan identitas sosial,
jatidiri,
masyarakat Kabupaten Tebo
13. Keluk Paku dalam Tudung
layar Kajang Lako melambangkan ragam bias Kabupaten Tebo
7. Lambang Kabupaten Bungo
7. Lambang Kabupaten Bungo
Lambang bagi suatu daerah memiliki arti
yang teramat dalam. Dari suatu lambang dapat di ketahui karakteristik suatu
daerah dan juga kehidupan masyarakatnya. Begitu bermaknanya arti sebuah
lambang, maka untuk membuatnyapun tidak segampang membalikkan telapak tangan.
Dibutuhkan orang-orang yang pandai untuk membuat suatu lambang dan arti dari
lambang yang dibuat tersebut.
Sampai saat ini, mungkin masih sedikit masyarakat Bungo yang mengetahui arti
dari setiap gambar dan garis yang ada pada lambang Kabupaten Bungo.
Jumlah Kelopak Bunga Jambu Lipo Sebanyak
8 Helai
Melambangkan Kabupaten Bungo terdiri
dari 8 buah eks marga yaitu Bathin II Ilir, Bathin II Babeko, Bathin VII
Pelepat, Bathin III Ulu, Bathin V/VII Tanah Tumbuh, Tanah Sepenggal dan
Jujuhan. Kemudian Bathin II Ilir dan Bathin II Babeko menjadi Kecamatan Muara
Bungo, Bathin II Ulu dan Bathin VII menjadi Kecamatan Rantau Pandan, Marga
Pelepat Menjadi Kecamatan Pelepat, Bathin V/VII menjadi Kecamatan Tanah Tumbuh,
Marga Tanah Sepenggal menjadi Kecamatan Tanah Sepengggal dan Marga Jujuhan
menjadi Kecamatan Jujuhan.
Ketayo Pelito dan Keris dengan latar
belakang gung
Ketoya Pelito merupakan alat
penerang/lampu, karya khas masyarakat Bungo serta Simbolis mengandung arti
sebagai pelita yang tak kunjung padam adalah simbol masyarakat daerah ini yang
tak kenal menyerah.
Keris dengan Lima Letukan Ujung Lancip
yang berdiri tegak lurus dibelakang ketayo
Adalah lambang perjuangan
menentang penjajahan dan kemelaratan, dimana hal ini merupakan semangat juang
terus hidup sepanjang zaman berdasarkan dan dipimpin oleh hikmah.
Serta melambangkan lima induk UU sebagai
dasar hukum (adat), dasar kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Kubah Mesjid
Melambangkan keagamaan dan ketaqwaan
serta kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa, di mana masyarakat Kabupaten
Bungo sangat meyakini dalam semua aspirasi dan etika masyarakat tidak akan tercapai
tanpa ridho Tuhan YME, karena kepada-Nya lah manusia berserah diri.
Sembilan Belas Biji Padi dan Sepuluh
Kuntum Bungo Dani saling impit rangkai diikat sebuah pita
Melambangkan kemakmuran dan kebahagiaan
masyarakat. Sedangkan jumlah biji sebanyak 19 buah sebagai lambang 19 dan 10
kuntum Bungo Dani sebagai lambang bulan 10, dimana tanggal dan bulan ini Daerah
Tingkat II Kabupaten Bungo Tebo di resmikan yang tetap dipertahankan simbol
Kabupaten Bungo sebagai kabupaten induk.
Pita Bertulis Motto Kabupaten Bungo
dalam bahasa daerah bertulis langkah serentak limbai seayun yang bermaksud :
v Sebagai
pernyataan bahwa anak negeri mempunyai sifat watak dan pendirian. Satu
kata lahir dengan batin, sekato mulut dengan hati, satu kato dengan
pembicaraan.
v Anak
negeri seiyo sekato bersama-sama pemimpin dalam membangun derah, mengutamakan
musyawarah dan mufakat, memelihara persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
v Masyarakat
Kabupaten Bungo yang berdiam didalam negeri berpagar.
Undang, rumah berpagar adat, tepian
berpagar baso, haruslah tudung menudung bak daun sirih, jahit menjahit bak daun
petai, hati gajah sama dilapah, hati tungau sama dicecah, adat sama diisi,
lembgo sama-sama dituang, peritah samo dipatuhi, bak saluko adat Berat
samo dipikul ringan samo dijinjing, kebukit samo mendaki kelurah samo menurun
ado samo dimakan idak samo dicari, seciap bak ayam sedencing bak besi, kok
malang samo merugi bak balado samo mendapat serta terendam samo basah terampai
samo kering.
Anak Negeri seukur, satu kata batin
dengan penghulu (pimpinan) selarik sejajar, cerdik sehukum, malam seagama,
tuo-tou searah seayun, anak-anak negeri seiyo sekato barulah bumi aman padi
menjadi, rumput mudo kerbaunyo gemuk, baumo mendapat padi, menambang mendapat
emeh (emas), buah-buahan segalo menjadi, baru basuo bak kato seluko adat keayik
cemetik keno, kedarat durian gugur, lemang terbujur diatas dapur, anak negeri
aman makmur.
Garis tebal berliku-liku sebanyak empat
buah melambangkan
adanya empat sungai besar dalam daerah Kabupaten Bungo yaitu Sungai Batang
Tebo, Sungai Batang Bungo, Sungai Batang Pelepat dan Sungai Batang Jujuhan,
dimana sungai-sungai tersebut sangat potensial sebagai sumber kehidupan sosial
ekonomi masyarakat.
Dua garis tebal vertikel dan dua buah
garis horizontal yang menjadi enam buah ruang yang hampir sama ukurannya.
Melambangkan bahwa Kabupaten Bungo
adalah sebanyak enam kecamatan yaitu Muara Bungo, Tanah Tumbuh,
Pelepat, Tanah Sepenggal, Rantau Pandan dan Jujuhan.
Rantai yang terletak pada posisi antara
dua garis tebal melambangkan
Kabupaten Bungo sebagai kabupaten induk berdiri tahun 1945. Sebagai simbol
persatuan dan disiplin, sedangkan mata rantai yang berjumlah 65 buah
melambangkan tahun 65 (1965) sebagai tahun berdirinya Kabupaten Bungo.
WARNA LAMBANG
v Merah,
lambang keberanian yang terletak pada tulisan langkah Serentak Limbai Seayun
dan Kabupaten Bungo serta pada api.
v Hijau,
lambang kesuburan terletak pada dasar lambang (hijau muda) dan kubah mesjid.
v Kuning,
lambang kebesaran terletak pada padi, gung dan latar belakang kubah mesjid.
v Hitam,
lambang kesetiaan terletak pada dua garis tebal pinggir dan garis pembagi
lambang.
v Putih,
lambang kesucian terletak pada pita, kelompak Jambu Lipo dan pada Bungo Dani.
PERGERTIAN LAMBANG
v Keagamaan,
disimbolkan dengan melambangkan Kubah Mesjid.
v Perjuangan,
disimbolkan dengan Keris dan Pelito.
v Perikehidupan
rakyat, disimbolkan dengan padi dan Garis Sungai.
v Kebudayaan,
disimbolkan dengan Ketayo dan Gung.
Sumber : http://www.bungokab.go.id
8. Lambang kabupaten Sarolangun
Unsur – Unsur, Arti dan Makna Serta
Warna Lambang Kab. Sarolangun
* Bentuk Lambang Persegi Lima :
Melambangkan kesetiaan Kabupaten Sarolangun pada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berasaskan Dasar Negara “ Pancasila ”.
* Perisai Berwarna Merah :
Melambangkan keberanian dan jiwa patriotism rakyat Kabupaten Sarolangun dalam menentang penjajahan pada masa lalu untuk mempertahankan kedaulatan wilayahnya.
* Dasar Warna Biru :
Melambangkan alam Kabupaten Sarolangun yang masih tenteram dan damai.
* Dasar Warna Hijau Berbukit-bukit :
Melambangkan wilayah Kabupaten Sarolangun yang masih subur makmur dengan bukit – bukit yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi Daerah Pertanian, Perkebunan dan Pertambangan. Bukit tersebut yaitu : Bukit Bulan, Bukit Tujuh, Bukit Rayo, Perbukitan Bantang Asai dan Cagar Alam Bukit Dua Belas.
* Qubah Masjid dan Lima Pintu Masjid :
Melambangkan ketaatan masyarakat Kabupaten Sarolangun dalam menjalankan ibadahnya kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mengamalkan seluruh isi sila-sila dari Pancasila.
* Tiga Tingkat Bangunan di Bawah Pucuk Masjid Berwarna Putih :
Melambangkan tampuk Pemerintahan Kabupaten Sarolangun yang terdiri dari eksekutif dan legislative serta mengikutsertakan masyarakat dalam membangun daerahnya disegala bidang dengan hati dan tulus ikhlas.
Jembatan Duo Sebandung :
Melambangkan cirri khas Kabupaten Sarolangun dengan adanya jembatan yang menjadi penghubung dan alat pemersatu dalam dan luar kota yang sangat berperan bagi pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Sarolangun.
* Empat Ruas Jembatan Gantung :
Melambangkan adanya empat kelurahan di Kecamatan Sarolangun, Kabupaten Sarolangun sewaktu Kabupaten ini berdiri.
* Lima Ruas Jembatan Lintas :
Melambangkan Lima sungai yang ada di Kabupaten Sarolangun, yaitu : Sungai Batang Asai, Batang Limun, Batang Air Hitam, Batang Merangin, dan Batang Tembesi.
* Kapas Warna Hitam :
Melambangkan Kesejahteraan Kabupaten Sarolangun.
* Tali Warna Coklat Tua :
Melambangkan ikatan persaudaraan dan tenggang rasa pada masyarakat Kabupaten Sarolangun.
* Padi Warna Kuning Emas :
Melambangkan kemakmuran masyarakat Kabupaten Sarolangun.
* Jumlah Kapas Dua Belas Tangkai Sepuluh Gelung, Dan Padi Kiri dan Kanan Berjumlah Sembilan Butir :
Melambangkan peresmian berdirinya Kabupaten Sarolangun pada tanggal 12 Oktober 1999.
* Warna Orange :
Melambangkan kemesraan dan keramahtamahan masyarakat Kabupaten Sarolangun.
* Warna Kuning :
Melambangkan kemuliaan hati masyarakat Kabupaten Sarolangun.
* Balai Adat :
Melambangkan tempat silang dan berpatut, tempat kusut berselesai.
* Warna Hitam Atap Balai Adat :
Melambangkan persatuan dan kesatuan Kabupaten Sarolangun.
* Satu Pintu dan Dua Jendela (Rumah) Adat :
Melambangkan pintu keluar masuknya Pimpinan Adat dalam menyelesaikan masalah adat (kusut tempat selesai, silang tempat berpatut) oleh Tiga Pimpinan, yaitu : Pimpinan Adat, Pimpinan Syarak, dan Pimpinan Pemerintahan yang disebut tali tigo sepilin.
* Enam Ruas Pintu Tengah Balai Adat :
Melambangkan Enam Kecamatan yang ada sewaktu berdirinya Kabupaten Sarolangun, yaitu : Kecamatan Sarolangun, Pauh, Mandiangin, Pelawan Singkut, Limun, dan Batang Asai.
* Dua Belas Takah Tangga Warna Putih :
Melambangkan adanya dua belas Margo yang ada di kabupaten Sarolangun sebagai asal-usul berdirinya kecamatan yang ada di Kabupaten Sarolangun. Marga tersebut yaitu :
1. Marga Batin V Sarolangun
2. Marga Batin VII Tanjung
3. Marga Simpang Tiga Pauh
4. Marga Air Hitam
5. Marga Batin VI Mandiangin
6. Marga Pelawan
7. Marga Datuk Nan Tigo
8. Marga Cermin Nan Gedang
9. Marga Bukit Bulan
10. Marga Batang Asai
11. Marga Sungai Pinang
12. Marga Batin Pengambang
* Sebuah Keris Lekuk Sembilan Warna Kuning Emas :
Melambangkan Kabupaten Sarolangun berada di bawah naungan sebuah Propinsi yang berlambang “Sepucuk Jambi Sembilan Lurah “.
* Sebuah Gong :
Melambangkan kebudayaan dan Adat Istiadat Kabupaten Sarolangun , yaitu berupa penyampaian pesan dari bathin kepada masyarakat.
* Warna Coklat Muda Dinding Rumah :
Melambangkan tonggak penghubung antara adat dan sara’ yang tersimpul dalam pepatah adat yang berbunyi “Adat Bersendi Sara’, Sara’ Bersendi Kitabullah”.
* Motto Lambang Daerah “ Sepucuk Adat Serumpun Pseko”
Melambangkan Masyarakat Kabupaten Sarolangun bersama Pemerintah Daerah selalu menjunjung tinggi adat istiadat dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan bagian dari pusako Nenek Moyang yang sudah turun temurun dan merupakan warisan dan nilai budaya yang harus dilestarikan dan dikembangkan.
9. Lambang Kabupaten Merangin (Bangko)
* Bentuk Lambang Persegi Lima :
Melambangkan kesetiaan Kabupaten Sarolangun pada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berasaskan Dasar Negara “ Pancasila ”.
* Perisai Berwarna Merah :
Melambangkan keberanian dan jiwa patriotism rakyat Kabupaten Sarolangun dalam menentang penjajahan pada masa lalu untuk mempertahankan kedaulatan wilayahnya.
* Dasar Warna Biru :
Melambangkan alam Kabupaten Sarolangun yang masih tenteram dan damai.
* Dasar Warna Hijau Berbukit-bukit :
Melambangkan wilayah Kabupaten Sarolangun yang masih subur makmur dengan bukit – bukit yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi Daerah Pertanian, Perkebunan dan Pertambangan. Bukit tersebut yaitu : Bukit Bulan, Bukit Tujuh, Bukit Rayo, Perbukitan Bantang Asai dan Cagar Alam Bukit Dua Belas.
* Qubah Masjid dan Lima Pintu Masjid :
Melambangkan ketaatan masyarakat Kabupaten Sarolangun dalam menjalankan ibadahnya kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mengamalkan seluruh isi sila-sila dari Pancasila.
* Tiga Tingkat Bangunan di Bawah Pucuk Masjid Berwarna Putih :
Melambangkan tampuk Pemerintahan Kabupaten Sarolangun yang terdiri dari eksekutif dan legislative serta mengikutsertakan masyarakat dalam membangun daerahnya disegala bidang dengan hati dan tulus ikhlas.
Jembatan Duo Sebandung :
Melambangkan cirri khas Kabupaten Sarolangun dengan adanya jembatan yang menjadi penghubung dan alat pemersatu dalam dan luar kota yang sangat berperan bagi pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Sarolangun.
* Empat Ruas Jembatan Gantung :
Melambangkan adanya empat kelurahan di Kecamatan Sarolangun, Kabupaten Sarolangun sewaktu Kabupaten ini berdiri.
* Lima Ruas Jembatan Lintas :
Melambangkan Lima sungai yang ada di Kabupaten Sarolangun, yaitu : Sungai Batang Asai, Batang Limun, Batang Air Hitam, Batang Merangin, dan Batang Tembesi.
* Kapas Warna Hitam :
Melambangkan Kesejahteraan Kabupaten Sarolangun.
* Tali Warna Coklat Tua :
Melambangkan ikatan persaudaraan dan tenggang rasa pada masyarakat Kabupaten Sarolangun.
* Padi Warna Kuning Emas :
Melambangkan kemakmuran masyarakat Kabupaten Sarolangun.
* Jumlah Kapas Dua Belas Tangkai Sepuluh Gelung, Dan Padi Kiri dan Kanan Berjumlah Sembilan Butir :
Melambangkan peresmian berdirinya Kabupaten Sarolangun pada tanggal 12 Oktober 1999.
* Warna Orange :
Melambangkan kemesraan dan keramahtamahan masyarakat Kabupaten Sarolangun.
* Warna Kuning :
Melambangkan kemuliaan hati masyarakat Kabupaten Sarolangun.
* Balai Adat :
Melambangkan tempat silang dan berpatut, tempat kusut berselesai.
* Warna Hitam Atap Balai Adat :
Melambangkan persatuan dan kesatuan Kabupaten Sarolangun.
* Satu Pintu dan Dua Jendela (Rumah) Adat :
Melambangkan pintu keluar masuknya Pimpinan Adat dalam menyelesaikan masalah adat (kusut tempat selesai, silang tempat berpatut) oleh Tiga Pimpinan, yaitu : Pimpinan Adat, Pimpinan Syarak, dan Pimpinan Pemerintahan yang disebut tali tigo sepilin.
* Enam Ruas Pintu Tengah Balai Adat :
Melambangkan Enam Kecamatan yang ada sewaktu berdirinya Kabupaten Sarolangun, yaitu : Kecamatan Sarolangun, Pauh, Mandiangin, Pelawan Singkut, Limun, dan Batang Asai.
* Dua Belas Takah Tangga Warna Putih :
Melambangkan adanya dua belas Margo yang ada di kabupaten Sarolangun sebagai asal-usul berdirinya kecamatan yang ada di Kabupaten Sarolangun. Marga tersebut yaitu :
1. Marga Batin V Sarolangun
2. Marga Batin VII Tanjung
3. Marga Simpang Tiga Pauh
4. Marga Air Hitam
5. Marga Batin VI Mandiangin
6. Marga Pelawan
7. Marga Datuk Nan Tigo
8. Marga Cermin Nan Gedang
9. Marga Bukit Bulan
10. Marga Batang Asai
11. Marga Sungai Pinang
12. Marga Batin Pengambang
* Sebuah Keris Lekuk Sembilan Warna Kuning Emas :
Melambangkan Kabupaten Sarolangun berada di bawah naungan sebuah Propinsi yang berlambang “Sepucuk Jambi Sembilan Lurah “.
* Sebuah Gong :
Melambangkan kebudayaan dan Adat Istiadat Kabupaten Sarolangun , yaitu berupa penyampaian pesan dari bathin kepada masyarakat.
* Warna Coklat Muda Dinding Rumah :
Melambangkan tonggak penghubung antara adat dan sara’ yang tersimpul dalam pepatah adat yang berbunyi “Adat Bersendi Sara’, Sara’ Bersendi Kitabullah”.
* Motto Lambang Daerah “ Sepucuk Adat Serumpun Pseko”
Melambangkan Masyarakat Kabupaten Sarolangun bersama Pemerintah Daerah selalu menjunjung tinggi adat istiadat dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan bagian dari pusako Nenek Moyang yang sudah turun temurun dan merupakan warisan dan nilai budaya yang harus dilestarikan dan dikembangkan.
9. Lambang Kabupaten Merangin (Bangko)
2. Warna biru
terdapat pada dasar lambang daerah : melambangkan ketenteraman dan ketenangan.
3. Warna biru laut
terdapat pada gunung dan bukit : melambangkan kesuburan dan kemakmuran.
4. Warna hijau daun
terdapat pada kelopak bunga kapas : melambangkan kesejahteraan.
5. Warna kuning
emas dan kuning tua terdapat pada rantai, padim dinding rumah adat dan gong
melambangkan keuangan dan kejayaan.
6. Warna putih dan
putih perak terdapat pada seloko, mata pedang, mangkok sadapan karet, kubah
mesjid, selubung cerano, bunga kapas dan mata gong : melambangkan kesucian.
7. Warna coklat
terdapat pada pohon karet dan kaki cerano : melambangkan kemakmuran.
8. Warna merah
kuning terdapat pada batu bata 2 tingkat : melambangkan kondisi tanah
yang ada di kabupaten Merangin 11,52% berwarna merah kuning (padsolid).
10. Lambang Kabupaten Kerinci
yang ada di kabupaten Merangin 11,52% berwarna merah kuning (padsolid).
10. Lambang Kabupaten Kerinci
A. Dasar Biru
Daerah kerinci terletak dipegunungan
B. Gunung dengan warna biru tua
Gunung kerinci menunjukkan kebesaran alam Kerinci
C. Masjid
Melambangkan keteguhan masyarakat Kerinci terhadap Tuhan Yang Maha Esa
D. Jenjang sebanyak 5 buah
Penduduk kerinci mayoritas beragama islam dan taat menjalankan rukun Islam yang lima
E. Lima buah jenjang dibawah masjid
Menggambarkan penjiwaan penduduk akan pancasila
F. Keris
Menunjukkan kepahlawanan Rakyat Kerinci
G. Gong
Menunjukkan persatuan Rakyat dan Ketinggian Kebudayaan
H. Padi
a. Sepuluh di sebelah kiri menunjukkan tanggal 10
b. Sebelas disebelah kanan menunjukkan tanggal 11 (angka kelahiran kabupaten kerinci)
I. Daun
Lima helai di bagian kiri dan delapan helai di sebelah kanan menunjukkan tahun berdirinya Kabupaten
Daerah kerinci terletak dipegunungan
B. Gunung dengan warna biru tua
Gunung kerinci menunjukkan kebesaran alam Kerinci
C. Masjid
Melambangkan keteguhan masyarakat Kerinci terhadap Tuhan Yang Maha Esa
D. Jenjang sebanyak 5 buah
Penduduk kerinci mayoritas beragama islam dan taat menjalankan rukun Islam yang lima
E. Lima buah jenjang dibawah masjid
Menggambarkan penjiwaan penduduk akan pancasila
F. Keris
Menunjukkan kepahlawanan Rakyat Kerinci
G. Gong
Menunjukkan persatuan Rakyat dan Ketinggian Kebudayaan
H. Padi
a. Sepuluh di sebelah kiri menunjukkan tanggal 10
b. Sebelas disebelah kanan menunjukkan tanggal 11 (angka kelahiran kabupaten kerinci)
I. Daun
Lima helai di bagian kiri dan delapan helai di sebelah kanan menunjukkan tahun berdirinya Kabupaten
Kerinci yakni
1958
J. Empat kunci
Menunjukkan empat jenis pemuka masyarakat, yaitu: Alim ulama, depati ninik mamak, unsur pemerintah
J. Empat kunci
Menunjukkan empat jenis pemuka masyarakat, yaitu: Alim ulama, depati ninik mamak, unsur pemerintah
dan pemuda
K. Tulisan “Sakti Alam Kerinci”
Merupakan moto/semboyan Pemerintah Kabupaten Kerinci
Merupakan moto/semboyan Pemerintah Kabupaten Kerinci
11. Lambang Kota Sungai Penuh
1. Pigura
Diambil dari bentuk atap rumah adat Kota Sungai Penuh.
2. Pintu mesjid berjumlah 8 (Delapan)
Tanggal terbentuknya Kota Sungai Penuh yaitu tangal 8 (delapan). Pucuk Larangan atau Undang yang
delapan.
3. Garis-garis yang melingkari Gong adalah Gema Gong berjumlah 11 (sebelas) garis
Tanggal terbentuknya Kota Sungai Penuh yaitu tangal 8 (delapan). Pucuk Larangan atau Undang yang
delapan.
4. Padi dan Kapas (Padi = 20 Butir,Kapas = 8 Buah)
Cita-cita Pemerintah Kota Sungai Penuh untuk mewujudkan Kondisi Masyarakat yang makmur sejahtera
dalam sandang dan pangan. Padi 20 Butir dan Kapas 8 buah adalah tahun terbentuknya Kota Sungai
Penuh yaitu Tahun 2008.
5. Gong
Kekuatan Kebudayaan dan adat istiadat Kota Sungai Penuh. Mempertahankan Kedaulatan Daerah.
Penyampaian pesan dari bathin kepada masyarakat. Bermusyawarah untuk mufakat.
6. Mesjid Agung Pondok Tinggi Kota Sungai Penuh
Mesjid Agung Kota Sungai Penuh adalah ikon Kota Sungai Penuh yang menyimpan sejarah
(Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Cagar Budaya) dan merupakan kebanggan masyarakat
Kota Sungai Penuh dengan atap bertumpang 3 (tiga), berkaitan dengan 3 (tiga) filosofi hidup yang
dijalankan sehari-hari, yaitu :
a. berpucuk satu, melambangkan bahwa masyarakat Kota Sungai Penuh beriman kepada Tuhan Yang
Maha Esa;
b. berjurai empat, melambangkan Kaum 4 jenis bersatu (Ulama, Adat, Cendikiawan dan Pemuda) dalam
pembangunan Kota Sungai Penuh
c. bertumpang tiga, adalah melambangkan keteguhan masyarakat dalam menjaga 3 pusaka yang telah
diwariskan secara turun temurun yaitu pusaka Teganai, pusaka Ninik Mamak dan pusaka Depati.
7. Bintang Bersudut Lima
Kesetiaan Masyarakat Kota Sungai Penuh pada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berazaskan Pancasila
8. Keris
Sebagai Pusaka Suci peninggalan Depati-Depati yang melambang kan perjuangan rakyat Kota Sungai
Penuh. Simbol dari menjunjung tinggi adat istiadat
9. Bunga melati air
Adalah stempel/cap yang tertera pada piagam/surat kuno baik yang berasal dari Jambi maupun Sumatera
Barat masih banyak tersimpan pada tokoh-tokoh adat Kota Sungai Penuh. Ini bermakna secara
kekerabatan Kota Sungai Penuh memiliki hubungan dengan Sumatera Barat, sedangkan dengan Jambi
merupakan hubungan administrasi Pemerintahan yaitu Kota Sungai Penuh merupakan salah satu
Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jambi.
10.Tulisan Incung
Tulisan Incung Kuno yang terdapat hampir disetiap benda Pusaka Kota Sungai Penuh, tulisan ini telah
digabungkan dan terbentuklah tulisan incung yang artinya "SAHALUN SUHAK SALATUH
BDEI". Ini berarti pula bahwa masyarakat Kota Sungai dari dulu sudah bisa menulis/membaca dan
mempunyai SDM yang baik untuk berkomunikasi/bermasyarakat serta melakukan kegaiatan lain dalam
kehidupan sehari-hari.
11.Sahalun Suhak Salatuh Bdei (motto daerah)
Merupakan semboyan yang memperlihatkan kekompakan dan selalu bermusyawarah untuk bermufakat
dalam setiap pengambilan keputusan dengan satu kata dan perbuatan.
12.Latar Belakang perbukitan dan hamparan sawah
Sebagian dari wilayah Kota Sungai Penuh merupakan perbukitan yang kaya akan potensi wisata
alam. Hamparan lahan subur/ persawahan.Topografi perbukitan dan hamparan merupakan potensi
sekaligus bentuk bentang alam Kota Sungai Penuh.Sungai Penuh ditetapkan sebagai Ibukota Kerinci
berdasarkan besluit Pemerintah Belanda Nomor 13 Tahun 1909 tanggal 3 November 1909
(STB Nomor 523).
13.Gambar ukiran keluk paku kacang belimbing
Masyarakat Kota Sungai Penuh dalam menuntut ilmu tidak ada henti-hentinya seperti keluk paku dan
akar kacang belimbing yang tidak bertemu ujung dan pangkalnya, menjalar terus menerus.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar