Kamis, 17 Oktober 2013
LASENAS 2012
di saat saya dan rombongan di rumah dinas gubernur jambi
di saat saya dan rombongan LASENAS di jambi kota seberang, tepatnya di desa putri pinang masak
ini bersama rombongan berfoto bersama bupati kabupaten kuala tungkal (tanjung jabung barat)
Lasenas pertama kali diadakan pada tahun 2003 di sepanjang Pulau Jawa dengan mengunjungi tempat pengasingan tokoh-tokoh pejuang bangsa, seperti Sukarno di Bandung, Hatta dan Sjahrir di Sukabumi dan Cut Nyak Dien di Sumedang. Tahun 2012 merupakan kegiatan Lasenas X diselenggarakan di Provinsi Jambi pada tanggal 8-12 Oktober 2012 dengan mengangkat tema "Memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia Melalui Kearifan Sejarah." Dalam sambutannya, gubernur menyatakan bahwa tahun ini Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengalokasikan dana besar untuk pengembangan Candi Muaro Jambi dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang menulis buku tentang Candi Muaro Jambi.
Gubernur
berharap, melalui Lasenas Tahun 2012 dan dengan kunjungan kerja Wakil Menteri
(Wamen) ke Jambi serta dengan alokasi dana yang lebih besar untuk pengembangan
Candi Muaro Jambi, pengembangan Candi Muaro Jambi bisa dilakukan dengan lebih baik
lagi guna mendapatkan pengakuan sebagai warisan budaya
dunia. Berkaitan dengan hal tersebut, gubernur
mengungkapkan dirinya sangat senang atas kedatangan Wamen ke Provinsi Jambi dan
atas dipilihnya Provinsi Jambi sebagai tempat Lasenas Tahun 2012. Gubernur
menyatakan dipilihnya Provinsi Jambi sebagai tempat Lasenas Tahun 2012 akan
membantu memperkenalkan dan mempromosikan Provinsi Jambi, yang selanjutnya akan
membawa manfaat bagi Provinsi Jambi, baik manfaat dari sisi ekonomi maupun
manfaat dari sisi pendidikan sejarah dan budaya.
Gubernur
juga berharap, dengan Lasenas Tahun 2012 ini, dapat memberikan pemahaman dan
pengertian kepada masyarakat Jambi agar tidak melupakan
sejarah. Kepada para wartawan yang mewawancarainya, gubernur kembali
mengucapkan apresiasi dan terimakasih atas kunjungan kerja Wamen ke Jambi, yang
berkaitan dengan Lasenas Tahun 2012, dan secara khusus dalam pengembangan Candi
Muaro Jambi.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang
Kebudayaan, Prof.Wiendu Nuryanti,Ph.D dalam arahannya mengemukakan bahwa
pembuatan buku yang memuat tentang Candi Muaro Jambi, dengan judul,The Lost
Kingdom in Sumatera yang digarap oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan masih dalam proses.Wiendu Nuryanti mengungkapkan, Candi Muaro Jambi
justru dikagumi oleh orang-orang di luar indonesia. Namun demikian, pihaknya
memberikan perhatian lebih besar lagi terhadap pengembangan Candi Muaro Jambi,
baik pengembangan secara fisik maupun secara kajian sejarahnya (yang dituangkan
dalam buku tersebut).
"Candi Muaro Jambi harus bisa menjadi warisan
budaya dunia," sebut Wiendu Nuryanti sembari menyatakan bahwa pemerintah,
baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah (Provinsi Jambi dan Kabupaten
Muaro Jambi) serta seluruh pihak terkait harus melakukan upaya sinergis dan
berkesinambungan untuk mewujudkan Candi Muaro Jambi sebagai warisan budaya
dunia.Wamen mengungkapkan, Subak dengan pangairan dan teras-teras padi yang
meliputi lima kabupaten di Bali telah menjadi warisan budaya dunia. Subak menjadi
warisan budaya dunia setelah 12 tahun. Mudah-mudahan Candi Muaro Jambi bisa
menjadi warisan budaya dunia tanpa harus menungggu sampai 12 tahun, harap
Wamen.
Wamen juga mengemukakan bahwa keuntungan ekonomi
yang didapat dengan ditetapkannya suatu benda atau cagar budaya menjadi warisan
budaya dunia sangat besar. Contohnya, revenue yang diperoleh dari
batik setelah ditetapkan menjadi warisan budaya dunia mencapai Rp 1,5 triliun
atau meningkat sampai 300%.Jadi, banyak manfaat yang didapat dari warisan budaya
dunia, yaitu manfaat dari segi ekonomi, kebanggaan, citra positif dan serapan
tenaga kerja. Makanya, negara-negara di dunia berlomba-lomba untuk memperoleh
warisan budaya dunia, tutur Wiendu Nuryanti.
Selanjutnya, Wiendu Nuryanti menegaskan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan akan terus mendampingi pemerintah daerah Jambi untuk
mewujudkan Candi Muaro Jambi menjadi warisan budaya dunia. Dikatakan
oleh Wiendu Nuryanti, manfaat yang bisa diperoleh dari warisan budaya dunia
adalah bahwa kepemilikan menjadi kepemilikan dunia, dengan demikian melekatlah
sistem monitoring, evaluasi, pengembangan, dan evaluasi cagar budaya pada
dunia, dalam hal ini UNESCO.
sangat menyenangkan Berkaitan dengan Lasenas, Wiendu
Nuryanti mengemukakan bahwa Kemendikbud sedang membangun reformasi
kurikulum di seluruh nusantara, dengan intinya adalah pendidikan
karakter, dimana pendidikan karakter digali dari kearifan-kearifan lokal dan
dari sejarah-sejarah di Indonesia.Dalam upaya menggali kearifan lokal dan sejarah
di Indonesia, Wiendu Nuryanti berharap agar lawatan sejarah, termasuk lawatan
sejarah ke Jambi bisa memberikan inspirasi dalam pendidikan karakter bangsa.
"Saya percaya, dalam pendidikan, inspirasi sangat mendasar. Dan,
pengalaman inspiratif seringkali menjadi tonggak-tonggak untuk
pembangunan," ujar Wiendu Nuryanti.
Wiendu Nuryanti mengatakan, inspirasi lahir dari
pendidikan yang. Maka dari itu, lawatan sejarah ini dirancang sebagai salah
satu bentuk pendidikan yang menyenangkan, sebut Wiendu NuryantiDalam sesi
konferensi pers, kepada para wartawan yang mewawancarainya, Wiendu Nuryanti
mengungkapkan bahwa pada tahun ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
mengalokasikan dana senilai Rp12,5 miliar untuk pengembangan Candi Muaro Jambi.
Jumlah ini sangat besar, tahun-tahun sebelumnya hanya berkisar Rp1 sampai 1,2
miliar.
Ketika ditanya target penyelesaian buku The
Lost Kingdom in Sumatera, Wiendu Nuryanti menjawab, buku itu ditargetkan
selesai pertengahan sampai akhir tahun 2013, melibatkan dua orang
penulis dari Perancis, dan juga melibatkan penulis dari Jambi. Direktur
Sejarah dan Nilai Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Endjat Djaenu
Deradjat, dalam laporannya menyampaikan, pemilihan Provinsi Jambi sebagai
tempat Lasenas Tahun 2012 bukan begitu saja, tetapi melalui pertimbangan karena
Provinsi Jambi memiliki banyak tapak-tapak sejarah mulai zaman kerajaan Budha
dan zaman perjuangan kemerdekaan.
Endjat
Djaenu Deradjat menjelaskan, ada 3 fungsi sejarah, yaitu 1.pengingat,
2.pengikat, dan 3.penyemangat. Endjat Djaenu Deradjat menegaskan bahwa sejarah
harus dihargai.Endjat Djaenu Deradjat juga menyampaikan, Lasenas Tahun 2012 ini
diikuti oleh 60 orang siswa/siswi dari 33 provinsi se Indonesia, 30 orang
pendamping, 44 orang siswa/siswi dari Provinsi Jambi.
Turut hadir dalam acara tersebut, Wakil Gubernur
Jambi, H.Fachrori Umar; Istri Gubernur Jambi, Hj.Yusniana Hasan Basri Agus;
Istri Wakil Gubernur Jambi, Hj.Rahima Fachrori Umar; Wakil Bupati Batanghari,
Sinwan; Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, Drs.H.Idham Kholid, ME; Kepala
Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jambi, Sultoni Mambo, serta para
undangan lainnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar