Sabtu, 12 Oktober 2013
PENEMUAN KAWASAN PERCANDIAN MUARO JAMBI
Penemuan Kawasan Percandian Muarojambi
Nama muaro jambi
pertama kali muncul dari laporan seorang perwira angkatan laut kerajaan inggris
bernama S.C.Crooke pada 1883. Crooke melaporkan bahwa ia melihat reruntuhan
bangunan dan menemukan sebuah arca yang menggambarkan acra Buddha. Keterangan
Crooke ini kemudian di lengkapi T.Adam, seorang belanda yang berkunjung ke
jambi pada tahun 1921. Adam juga tidak menyebutkan peninggalan-peninggalan lain
di luar bangunan dan arca. Tiga belas tahun kemudian. F.M.Schnitger mengunjungi
Jambi. Ia menambahkan dalam bukunya The Ancient Kingdom of Sumatra beberapa
informasi tentang nama-nama candi baru selain astano(di sebutnya Stano), yaitu
Gumpung, Tinggi, Gunung Perak, Gudang Garem, Gedong I, dan Gedong II, Schnitger
sempat melakukan ekskavasi pada bagian dalam sejumlah candi. Schnitger juga
merupakan peneliti pertama yang menghubungkan kawasan muarojambi dengan
kerajaan melayu(Mo-lo-yeu) yang di sebut dalam
naskah cina abad XVII. Ia menggunakan sebagai dasar pemikirannya
Pada 1954, kawasan itu
di teliti oleh tim dari dapartemen pendidikan dan kebudayaan di bawah pimpinan
R.Soekmono, Tim melakukan pengambilan foto-foto baru dan menyimpulkan bahwa ada
hubungan antara kawasan ini dengan kerajaan Sriwijaya. Kemudian pada 1975,
kegiatan pemugaran candi-candi yang telah runtuh mulai dilaksanakan oleh
direktorat sejarah purbakala, departemen pendidikan dan kebudayaan. Selama
pembersihan hutan berlangsung, pekerja di lapangan berhasil menampakkan kembali
tujuh runtuhan kompleks candi berukuran relatif besar : Kotomahligai ,Kedaton,
Gedong I dan II, Gumpung, Tinggi, Kembar Batu, dan Astano pada 1985, badan
koodinasi survei dan pemetaan nasional melakukan pemotretan udara kawasan ini,
tampak jelas dalam peta bahwa kawasan muarojambi sistem kanal yang di buat
mengelilingi tanggul alam.
Sementara itu, dari
aspek pemugaran bangunan di kawasan percandian Muaro jambi ini telah di lakukan
oleh departemen pendidikan dan kebudayaan RI sejak tahun 1978 sesudah di
lakukan pembersihan besar-besaran di beberapa bangunan candi. Pelestarian pertama
di lakukan di Candi Tinggi pada tahun 1978/1979, lalu Candi Gumpung pada tahun
1982 hingga 1988. Pada saat ini pelestarian dan pengembangan kawasan percandian
Muarojambi terus di lanjutkan di bawah kementrian kebudayaan dan Pariwisata RI.
Salah satu kegiatan pelestarian yaitu pemugaran bangunan Candi Astano, Candi
Kembarbatu, Pagar Candi Gedong I, Pagar Candi Gedong II, Candi Tinggi I, dan
Candi Kedaton. Pada tahun 2010- sekarang sedang di lakukan pemugaran kompleks
Candi Kedaton di dalam proses tersebut menjadi catatan penting yaitu di temukan
3 buah arca makara pada bangunan gapura
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar